Minggu, 20 November 2011

Mengatasi Ketombe Yang Membandel


Ketombe pada kulit kepala biasanya menimpa orang-orang yang tinggal di daerah beriklim tropis, bersuhu tinggi, dan berudara lembab.  Meski bukan termasuk penyakit berat, ketombe dapat dengan cepat menghilangkan rasa percaya diri Anda.
Ada banyak sampo penghilang ketombe yang beredar di pasaran, tapi ternyata ketombe pun bisa dihilangkan dengan cara-cara alami lewat makanan.

1. Jeruk nipis
Gosokkan jeruk nipis yang sudah dipotong ke kulit kepala, biarkan beberapa saat, kemudian bilas. Jeruk nipis mengandung asam salisilat yang berkhasiat membersihkan lemak pada kulit kepala.
2. Mengkudu
Parut mengkudu, tambahkan air, dan aduk rata. Oleskan pada kulit kepala, biarkan mengering, lalu bilas dengan air bersih. Kandungan alkaloid triterpenoid pada buah mengkudu berkhasiat sebagai penghilang lembab, antiseptik, dan pelembut kulit.

3. Pandan
Gilinglah pandan sampai halus, tambahkan air, peras, dan saring. Siramkan air perasan pandan ini ke rambut, biarkan mengering sekitar setengah sampai satu jam, lalu bilas air bersih.

4. Soda kue
Bahan pengembang kue ini ternyata ampuh mengusir ketombe. Ambil segenggam soda kue kemudian ratakan pada kulit kepada, bilas sampai bersih. Awalnya rambut mungkin akan sedikit kering, tapi cara ini akan membuat kulit kepala Anda memproduksi minyak secara alami sehingga membuat rambut lembut dan ketombe hilang.

5. Nanas
Kupas kulit nanas yang sudah matang, lalu parut. Gosokkan parutan nanas tersebut pada kulit kepala yang berketombe, diamkan semalaman, bilas rambut pada pagi hari. Lakukan setiap malam sampai ketombe hilang. Zat bromelain pada nanas berkhasiat untuk membuang jaringan kulit tidak sehat termasuk ketombe.

6. Cuka
Benar, ini cuka yang biasa ditambahkan sebagai penyedap bakso. Caranya cukup campurkan secangkir cuka putih dengan secangkir air. Jadikan campuran tersebut sebagai bilasan terakhir setelah keramas. Diamkan sebentar, lalu bilas dengan air bersih.
Selain perawatan dari luar, Anda juga perlu melakukan perawatan dari dalam. Kurangilah beberapa jenis minuman seperti kopi dan alkohol, lakukan diet makanan rendah karbohidrat dan lemak, dan perbanyak konsumsi vitamin B6 dan C.

Jumat, 18 November 2011

Bahaya Dari Menahan Bersin

Beberapa orang mencoba menahan bersin dengan menekan hidung mereka sehingga keinginan untuk bersin menjadi hilang. Ternyata menahan bersin justru bisa menjadi masalah yang serius jika sering dilakukan.
Kecepatan bersin yang dimiliki manusia adalah 161km/jam,sehingga jika seseorang menahan untuk bersin maka tubuh harus menahan kecepatan tersebut secara tiba-tiba. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi fungsi tubuh dan menyebabkan kuman yang seharusnya dikeluarkan malah masuk kembali.
Ada beberapa bahaya yang bisa ditimbulkan jika seseorang menahan bersin yaitu,menyebabkan patah tulang di tulang rawan hidung,mimisan,pecah gendang telinga,gangguan pendengaran,vertigo,dan retina terlepas atau mengalami emfisema. Hal ini dikarenakan tubug berusaha menahan kecepatan dar bersin yang tinggi. Cedera yang timbul umumnya mempengaruhi struktur bagian dalam kepala. Agar mempermudah bersin bisa dengan cara melihat cahaya terang,hal ini dapat merangsang sarf optik yang melintasi jalur pusat bersin. Selain itu iritasi yang terjadi di saraf dekat pusat bersin juga bisa memicu seseorang untuk bersin.
Saat seseorang bersin biasanya dikuti keluarnya bakteri atau kuman dari dalam tubuh. Hal ini berguna untuk menjaga hidung agar tetap bersih,karenanya sering kali bersin terjadi berulang kali.
So,jangan pernah sekalipun menahan bersin hal ini agar kita bisa menghindari resiki-resiko diatas. Tapi jangan lupa untuk menutup mulut dan hidung dengan tangan,tisu,sapu tangan,atau lekukan lengan saat bersin,agar bakteri dan kuman yang keluar tidak membahayakan orang lain.

“Dikutip dari Jurnal Bogor”

Menghemat Baterai Blackberry

Dibawah ini adalah cara agar menghemat baterai Blackberry anda :
  1. Pilih operator yang memiliki jaringan stabil,supaya device tidak selalu mencari sinyal.
  2. Berhemat di screen brightness and timeout display,->option->screen/keyboard->atur backlight brightness jadi 10 (paling kecil) dan backlight timeout jadi 10 (paling cepat).
  3. Sesuaikan profile sehemat mungkin,matikan vibrate+volume+lampu LED  ->Profiles(gambar speaker)->Advanced->Enter dari profile yang aktif->setting vibrate+volume+lampu LED sehemat mungkin untuk BBM alert,Facebook,Message,MMS,SMS,YM.
  4. Sesekali manfaatkan fasilitas profil silent,tanpa dering dan vibrate,sehingga ketika ada email atau pesan masuk,ponsel anda tak mengganggu waktu istirahat anda,misalkan ketika mau tidur gunakan profil ini.
  5. Matikan LED indicator,Keypad tone,Bluetooth,WiFi,dan GPS bila tak diperlukan.
  6. Gunakan sinyal 2G daripada 3G bila handheld sementara tidak digunakan untuk mengunduh file besar(dalam posisi standby)                     ->Manage Conections->Mobile network option->ubah 3G menjadi 2G.
  7. Gunakan theme sederhana tanpa animasi.
  8. Hapus aplikasi dan theme yang jarang digunakan (ini juga akan menghemat memory)->Option->Advance option->Application->delete aplikasi yang tidak diperlukan.
Semoga info diatas bisa bermanfaat,untuk bisa mendapatkan info lebih lengkap,silahkan lihat disini.
http://www.berryindo.com/13-tips-menghemat-baterai-blackberry/

Minggu, 30 Oktober 2011

Tugas Bahasa Indonesia

1.Unsur Kalimat Dasar Bahasa Indonesia
    Kalimat dibangun dari beberapa unsur, sehingga dari gabungan beberapa unsur tersebut akan dihasilkan suatu kalimat yang jelas dan mengandung arti. Unsur-unsur kalimat adalah :
• Subyek (S)
• Predikat (P)
• Objek (O)
• Keterangan (K)
• Pelengkap (Pel)
Subyek dan predikat merupakan unsur pokok dalam suatu kalimat, obyek merupakan bagian kalimat yang berfungsi melengkapi predikat, dan pelengkap merupakan bagian kalimat yang memiliki kesamaan dengan obyek, sedangkan keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat. Kelima unsur ini tidak selalu bersama-sama ada dalam satu kalimat. Kadang-kadang satu kalimat hanya terdiri dari S – P, S – P - O, S - P- Ket, S – P – O – Ket.
1. Subyek (S)
Subyek merupakan sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan, dibentuk dengan kata benda atau sesuatu yang dibendakan, dan untuk menentukan subyek dari suatu kalimat dapat digunakan kata tanya apa atau siapa di depan predikat.
2. Predikat (P)
Predikat merupakan bagian yang memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri. Memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri adalah menyatakan apa yang dikerjakan atau dalam keadaan apakah subjek itu. Oleh karena itu, predikat biasanya terjadi dari kata kerja atau kata keadaan. Untuk menentukan predikat dari suatu kalimat dapat digunakan kata tanya mengapa, artinya dalam keadaan apa, bagaimana, atau mengerjakan apa?
3. Objek (O)
Kehadiran suatu objek di dalam suatu kalimat dituntut oleh predikat di dalam suatu kalimat aktif. Letak objek selalu setelah predikat. Objek dapat dikenali dengan memperhatikan jenis predikat yang dilengkapinya dan ciri khas objek itu sendiri.
4. Keterangan (K)
Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah berpindah letak. Keterangan dapat berada di akhir, di awal, dan bahkan di tengah kalimat. Beberapa macam keterangan yaitu: keterangan tempat, ditandai oleh: di, ke, dari, dalam, pada; keterangan waktu, ditandai oleh: sebelum, sesudah, selama, sepanjang; keterangan alat, ditandai oleh: dengan; keterangan tujuan, ditandai oleh: agar/supaya, untuk, bagi, demi; keterangan cara, ditandai oleh: dengan cara, secara, dengan jalan; keterangan penyerta, ditandai oleh: dengan, bersama, beserta; keterangan perbandingan, ditandai oleh: seperti, bagaikan, laksana; keterangan sebab, ditandai oleh: karena, sebab.
5. Pelengkap
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan yaitu bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat, sama- sama menempati posisi di belakang predikat, tidak didahului preposisi. Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
Contoh : Orang itu memberikan anaknya tas baru.
Unsur kalimat tas baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.
Contoh Kalimat :
1. Mahasiswa itu (S) menulis (P).
2. Mahasiswa itu (S) menulis (P) buku (O).
3. Mahasiswa itu (S) menulis (P) buku (O) di kamar (ket.tempat).
4. Dosen (S) berdiskusi (P) di aula (Ket.tempat).




2.Perbedaan Diksi Karya Ilmiah,Populer,dan Non-Ilmiah
Perbedaan antara karya ilmiah (skripsi, tesis, desertasi, dan lain-lain),karya populer,dan karya non-ilmiah (cerpen, karya karya fiksi, puisi) terletak pada bahasa penyampaian yang digunakan. Karya tulis ilmiah  ditampilkan dalam bahasa baku dan sangat terikat dengan kaidah bahasa Indonesia resmi. karya ilmiah populer ditampilkan dengan bahasa yang lebih luwes, serta dapat dipahami masyarakat umum.Sementara karya non-ilmiah kita bebas menulisnya, dan tulisan tersebut bisa berdasar atas imajinasi kita atau pikirab kita sendiri, dan tidak ada aturan baku dalam penulisannya.
Dari segi topik bahasan, tulisan ilmiah populer cenderung membahas permasalahan yang berkaitan dengan masyarakat di sekitarnya Berbeda dengan karya tulis ilmiah  yang lebih sering berkutat dalam bidang ilmiah yang jauh dari jangkauan masyarakat awam.
Secara ringkas, ciri-ciri karya ilmiah dapat diuraikan sebagai berikut.
1.   Bahan                  :     Menyajikan fakta yang benar / objektif, dapat dibuktikan
2.   Penyajian             :     Menggunakan bahasa yang cermat (formal dan konkret), sistematis (sesuai dengan langkah kerja).
1.      Sikap Penulis       :     Jujur (tidak berlebih-lebihan atau mengurangi ssuatu); objektif (tidak mengejar keuntungan pribadi).
4.   Penyimpulan        :     berdasarkan fakta dan tidak emotif.
Isi ( batang tubuh ) sebuah karya ilmiah harus memenuhi syarat metode ilmiah. Seperti yang diungkapkan oleh John Dewey, ada 5 langkah pokok proses ilmiah.
1.      Mengenali dan merumuskan masalah
2.      Menyusun kerangka berpikir dalam rangka penarikan hipotesis.
3.      Merumuska hipotesis ( dugaan hasil sementara )
4.      Menguji hipotesis
5.      Menarik kesimpulan
Secara terperinci, ciri – ciri karya ilmiah populer diurutkan sebagai berikut.
1. Bahan                       :     Menyajikan fakta objektif
2. Penyajian                  :     Menggunakan bahasa yang cermat,tidak terlalu formal tapi tetap taat asas, disusun secara sistematis; tidak memuat hipotesis.
3. Sikap Penulis            :     Tidak memancing pertanyaan – pertanyaan yang meragukan, mengimbau perasaan pembaca agar seolah – olah mereka menghindari sendiri.
 4. Penyimpulan            :     memberikan fakta bebicara sendiri sekalipun didahului dengan membimbing dan mendorong pembacanya untuk berpikir tentang aplikasi.
Kalau kita rumuskan, pengertian karya imiah populer adalah karangan ilmiah yang berisi pembicaraan tentang ilmu pengetahuan dengan teknik penyajian yang sederhana mengenai hal – hal kehidupan sehari – hari. 
Sedangkan ciri-ciri dari karya non-ilmiah ialah :
  • Non Teknis Konkrit :Informatif, bernada populer, imajinatif,dll
  • .Teknis Umum :Informatif,umum, tidak untuk kepentingan pribadi,masalah
    secara umum,tidak ada ajakan emosional,konkrit,dll
  • Abstrak normal :Informatif, umum, non teknis,Tidak untuk kepentinganpribadi, populer,dll.
  • Spesifik Historis : spesifik,sumber sejarah, bahasa dan susunan formal,dll.
  • Emotif : sedikit informasi, tidak sistematis,dll
  • Persuasif : cukup informatif, penilaian fakta tidak dengan bukti,
    bujukan untuk meyakinkan pembaca,dll
  • Deskriptif : Informasi sebagian imajinatif dan subyektif,pendapat
    pribadi, nampaknya dapat dipercaya.
  • Kritik : Tanpa dukungan bukti :tidak memuat informasi spesifik,
    berprasangka menguntungkan, formal,dll.
3.Syarat Kalimat Efektif

Syarat-syarat dalam kalimat efektif, yaitu :
-) Koherensi
Yaitu hubungan timbal-balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur ( kata atau kelompok kata ) yang membentuk kata itu. Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah tersendiri bagaimana mengurutkan gagasan tersebut. Ada bagian-bagian kalimat yang memiliki hubungan yang lebih erat sehingga tidak boleh dipisahkan, ada yang lebih renggang kedudukannya sehingga boleh ditempatkan dimana saja, asal jangan disisipkan antara kata-kata atau kelompok-kelompok kata yang rapat hubungannya.
Hal-hal yang merusak koherensi :
a). Koherensi rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat.
b). Kesalahan menggunakan kata-kata depan, kata penghubung, dan sebagainya.
c). Pemakaian kata, baik karena merangkaikan dua kata yang maknanya tidak tumpang tidih, atau hakekatnya mengandung kontradiksi.
d). Kesalahan menempatkan keterangan aspek (sudah, telah., akan, belum, dan sebagainya) pada kata kerja tanggap.

-) Kesatuan
Syarat kalimat efektif haruslah mempunyai struktur yang baik. Artinya, kalimat itu harus memiliki unsure-unsur subyek dan predikat, atau bisa ditambah dengan obyek, keterangan, dan unsure-unsur subyek, predikat, obyek, keterangan, dan pelengkap, melahirkan keterpautan arti yang merupakan cirri keutuhan kalimat.
-) Kehematan
Kehematan yang dimaksud berupa kehematan dalam pemakaian kata, frase atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan. Kehematan itu menyangkut soal gramatikal dan makna kata. Tidak berarti bahwa kata yang menambah kejelasan kalimat boleh dihilangkan. Berikut unsur-unsur penghematan yang harus diperhatikan:
1. Frase pada awal kalimat
Contoh : sulit untuk menentukan diagnosa jika keluhan hanya berupa sakit perut, menurut para ahli bedah.
2. Pengurangan subyek kalimat
Contoh: – Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui mempelai memasuki ruangan. (salah)
) Keparalellan
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

-) Penekanan
gagasan pokok atau misi yang ingin ditekankan oleh pembicara biasanya dilakukan dengan memperlambat ucapan, melirihkan suara, dan sebagainya pada bagian kalimat tadi. Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberikan penekanan yaitu :
1. Posisi dalam kalimat
Untuk memberikan penekanan dalam kalimat, biasanya dengan menempatkan bagian itu di depan kalimat. Pengutamaan bagian kalimat selain dapat mengubah urutan kata juga dapat mengubah bentuk kata dalam kalimat.
Contoh : – Salah satu indikator yang menunjukkan tak efesiennya Pertamina, menurut pendapat Prof. Dr. Herman Yohanes adalah rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina dengan produksi minyak.
- Rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina dengan produksi minyak adalah salah satu indikator yagn menunjukkan tidak efisiennya Pertamina. Demikian pendapat Prof. Dr. Herman Yohanes.
2. Urutan yang logis
Sebuah kalimat biasanya memberikan sebuah kejadian atau peristiwa. Kejadian yang berurutan hendaknya diperhatikan agar urutannya tergambar dengan logis. Urutan yang logis dapat disusun secara kronologis, dengan penataan urutan yang makin lama makin penting atau dengan menggambarkan suatu proses.
Contoh : – Kehidupan anak muda itu sulit dan tragis.

-) Kevariasian
Untuk menghindari kebosanan dan keletihan saat membaca, diperlukan variasi dalam teks. Ada kalimat yang dimulai dengan subyek, predikat atau keterangan. Ada kalimat yang pendek dan panjang.
a). Cara memulai
1. Subyek pada awal kalimat.
Contoh: – Bahan biologis menghasilkan medan magnetis dengan tiga cara.
  1. Predikat pada awal kalimat (kalimat inversi sama dengan susun balik)
Contoh: – Turun perlahan-lahan kami dari kapal yang besar itu.
  1. Kata modal pada awal kalimat
Dengan adanya kata modal, maka kalimat-kalimat akan berubah nadanya, yang tegas menjadi ragu tau sebaliknya dan yagn keras menjadi lembut atau sebaliknya.
Untuk menyatakan kepastian digunakan kata: pasti, pernah, tentu, sering, jarang, kerapkali, dan sebagainya.
Untuk menyatakan ketidakpastian digunakan : mungkin, barangkali, kira-kira, rasanya, tampaknya, dan sebagainya.
Untuk menyatakan kesungguhan digunakan: sebenarnya, sesungguhnya, sebetulnya, benar, dan sebagainya.
Contoh: – Sering mereka belajar bersama-sama.
b). Panjang-pendek kalimat.
Tidak selalu kalimat pendek mencerminkan kalimat yang baik atau efektif, kalimat panjang tidak selalu rumit. Akan sangat tidak menyenangkan bila membaca karangan yang terdiri dari kalimat yang seluruhnya pendek-pendek atau panjang-panjang. Dengan menggabung beberapa kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk setara terasa hubungan antara kalimat menjadi lebih jelas, lebih mudah dipahami sehingga keseluruhan paragraf merupakan kesatuan yang utuh.
c). Jenis kalimat.
Biasanya dalam menulis, orang cenderung menyatakannya dalam wujud kalimat berita. Hal ini wajar karena dalam kalimat berita berfungsi untuk memberi tahu tentang sesuatu. Dengan demikian, semua yang bersifat memberi informasi dinyatakan dengan kalimat berita. Tapi, hal ini tidak berarti bahwa dalam rangka memberi informasi, kalimat tanya atau kalimat perintah tidak dipergunakan, justru variasi dari ketiganya akan memberikan penyegaran dalam karangan.
d). Kalimat aktif dan pasif.
Selain pola inversi, panjang-pendek kalimat, kalimat majemuk dan setara, maka pada kalimat aktif dan pasif dapat membuat tulisan menjadi bervariasi.
e). Kalimat langsung dan tidak langsung.
Biasanya yang dinyatakan dalam kalimat langsung ini adalah ucapan-ucapan yang bersifat ekspresif. Tujuannya tentu saja untuk menghidupkan paragraf. Kalimat langsung dapat diambil dari hasil wawancara, ceramah, pidato, atau mengutip pendapat seseorang dari buku.

4.Ragam Bahasa 
   Sifat ragam bahasa adalah sebagai berikut :
 1. Baku

Ragam bahasa ilmu harus mengnikuti kaidah-kaidah bahasa baku, yaitu dalam ragam tulisan menggunakan ejaan yang baku yakni EYD, dan dalam ragam lisan menggunakan ucapan yang baku, menggunakan kata-kata, struktur frasa, dan kalimat yang baku atau sudah di bakukan.
Contoh :
Dikarenakan kekurangan dana, modal, tenaga ahli, dan lain sebagainya, maka proyek pembangunan sarana telekomunikasi Indonesia bagian  timur kita terpaksa serahkan kepada pengusaha asing.(tidak baku)
 Perbaikan :
Karena kekurangan modal, tenaga, dan lain-lain, maka proyek pembangunan sarana telekomunikasi di Indonesia timur terpaksa kita serahkan kepada pengusaha asing. (baku) 


2. Denotatif
Kata-kata dan istilah yang digunakan haruslah bermakna lugas, bukan konotatif dan tidak bermakna ganda.
Contoh :
Sampe saat ini masyarakat desa Bojong Soang belum memperoleh yang memadai. (tidak lugas)
Maksud kalimat diatas tidak jelas karena kata penerangan mengandung makna ganda, yaitu informasi atau listrik.
Perbailkan :
Sampai saat ini masyarakat desa Bojong soang belum memperoleh informasi yang memadai
Atau
Sampe saat ini masyarakat desa Bojong soang belum memperoleh listrik yang memadai.


3. Berkomunikasi dengan pikiran daripada perasaanRagam bahasa ilmu lebih bersifa ttenang, jelas, tidak berlebih-lebihan ata uhemat, dan tidak emosional.
Contoh:
Sebaiknya letak kampus tidak dekat dengan pasar, stasiun, terminal, atau tempat-tempat ramai lain-lainnya, sebab jika dekat dengan tempat-tempat ramai seperti itu kegiatan belajar akan mengalami gangguan. (tidakefisien).
Perbaikan:
Sebaiknyaletakkampustidakberdekatandengantempat-tempatyang ramaisupayakegiatanbelajartidakterganggu. (efisien)

4.Kohesif
Agar tercipta hubungan gramatik antara unsur-unsur, baik dalam kalimat maupun dalam alinea, dan juga hubungan antar alinea yang satu dengan alinea yang lainnya bersifat padu maka digunakan alat-alat penghubun. seperti kata-kata penunjuk, dan kata-kata penghubung.
5.Koheren
Semua unsur pembentuk kalimat atau alinea mendukung satu makna atau ide pokok.
6.Mengutamakan Kalimat Pasif
Contoh:
Penulis melakukan penelitian ini di laboratorium.
Perbaikan:
Penelitian ini dilakukan di laboratorium.

7.Konsisten
Konsisten dalam segala hal, misalnya dalam penggunaan istilah, singkatan, tanda-tanda, dan juga penggunaan kata ganti diri.

8.Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
Contoh:
Alat itu basah kena bensin, tetapi sebentar lagi juga akan menguap. (tidaklogis)
Perbaikan:
Alat itu basah kena bensin, tetapi sebentar lagi bensn itu akan menguap.

9.Efektif
Ide yang diungkapkan sesuai dengan ide yang dimaksudkan baik oleh penutur atau oleh penulis, maupun oleh penyimak atau pembaca.

10.Kuantitatif
Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti.
Contoh:
Untuk menanam pohon itu, diperlukan lubang yang cukup dalam.
Perbaikan:
Untuk menanam pohon itu, diperlukan lubang dengan kedalaman satu meter.




 Sumber : http://ajusniye.multiply.com/journal/item/1
               http://akhmadbaijuri.blogspot.com/2010/05/perbedaan-karya-ilmiah-non-ilmiah.html
               http://jeff-bhirink.blogspot.com/2010/11/unsur-unsur-kalimat-kalimat-adalah.html





ALINEA ATAU PARAGRAF

1.Pengertian Alinea/Paragraf
   Paragraf/Alinea adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.

2.Syarat-syarat Paragraf
 Di setiap paragraf harus memuat dua bagian penting, yakni :
1. Kalimat Pokok
Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.
2. Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.
 
Selain dua hal diatas syarat paragraf yang baik juga harus terdapat kepaduan paragraf, kesatuan paragraf, dan kelengkapan paragraf.
1. Kepaduan paragraf
Langkah-langkah yang harus kita tempuh adalah adanya kemampuan untuk merangkai kalimat sehingga berkaitan satu sama lain sehingga logis dan serasi. Lalu gunakanlah kata penghubung yang dapat membuat kalimat saling berkaitan. Terdapat dua jenis kata penghubung, yaitu kata penghubung intrakalimat dan kata penghubung antarkalimat. Intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat, contohnya: karena, sehingga, tetapi, dsb. Sedangkan antarkalimat yaitu kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya, contohnya: oleh karena itu, jadi, kemudian dan sebagainya.

Contoh : Remaja mempunyai banyak potensi untuk dikembangkan. Remaja terkadang tidak menyadari bahwa ia memiliki banyak kelebihan yang bisa digali dan diberdayakan guna menyongsong masa depan. Mereka perlu bantuan untuk dimotivasi dan diberi wawasan. Anak-anak muda lewat potensinya adalah penggengam masa depan yang lebih baik dari para pendahulunya.

2. Kesatuan paragraf

Syarat yang kedua adalah kesatuan paragraf. Yang dimaksud kesatuan adalah tiap pargaraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama. Kalimat utama yang diletakkan di awal paragraf biasa kita sebut dengan paragraf deduktif, sedangkan kalimat utama yang diletakkan di akhir paragraf biasa kita sebut dengan paragraf induktif. Adapun ciri-ciri dalam membuat kalimat utama, yakni kalimat yang dibuat harus mengandung permasalahan yang berpotensi untuk diperinci atau diuraikan lebih lanjut. Ciri-ciri lainnya yaitu kalimat utama dapat dibuat lengkap dan berdiri sendiri tanpa memerlukan kata penghubung, baik kata penghubung antarkalimat maupun kata penghubung intrakalimat.

Contoh paragraf deduktif
PBB menetapkan 12 Agustus sebagai hari Remaja Internasional. Pencetus gagasan ini ialah para menteri sedunia yang menangani masalah remaja di portugal 1998. Tujuannya guna memicu kesadaran remaja untuk memahami masalah sosial budaya, lingkungan hidup, pendidikan dan kenakalan remaja.

Contoh paragraf induktif
Kalau ditanya rencana masa depan, banyak remaja menjawab asal-asalan. Mereka tidak punya greget dalam menatap masa depan, mereka sebagai air, mengikuti aliran tanpa berperan mengarahkan air itu. Tanpa motivasi, tanpa perencanaan yang jelas. Mereka yang pesimis, harapan masa depannya pun rendah.

3. Kelengkapan paragraf
Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjukan pokok pikiran atau kalimat utama. Ciri-ciri kalimat penjelas yaitu berisi penjelasan berupa rincian, keterangan, contoh dll. Selain itu, kalimat penjelas berarti apabila dihubungkan dengan kalimat-kalimat di dalam paragraf. Kemudian kalimat penjelas sering memerlukan bantuan kata penghubung, baik kata penghubung antarkalimat maupun kata penghubung intrakalimat.


- Bagian-Bagian Suatu Paragraf yang Baik
A. Terdapat ide atau gagasan yang menarik dan diperlukan untuk merangkai keseluruhan tulisan.
B. Kalimat yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan berhubungan dengan wajar.

3.Macam-macam Paragraf
Macam-macam paragraf itu ada tiga yaitu :
1. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka merupakan bagian dari sebuah wacana atau karangan yang paling pertama kita temui. oleh karena situ, sebaiknya paragraf pembuka itu disusun secara menarik agar memunculkan rasa ingin tahu kepada para pembaca. Dalam paragraf pembuka sangat diharapkan dapat membimbing para pembaca untuk memasuki suatu jalan cerita atau isi dari wacana atau dengan kata lain alinea pembuka ini menyiapkan para pembaca untuk memasuki paragraf isi. Rumusan paragraf pembuka yang baik akan menjadi pedoman untuk pengembangan karangan menuju tingkat selanjutnya. Dengan pedoman itu maka akan tercapainya suatu kepaduan pada dalam sebuah wacana atau karangan.

2. Paragraf Isi
Paragraf isi merupakan suatu ide pokok beserta pengembangannya dalam sebuah wacana atau karangan. Oleh karena itu, paragraf isi merupakan bagian yang esensial dalam suatu wacana atau karangan. Maksudnya adalah paragraf isi menjelaskan dengan cara menguraikan bagian-bagian ide pokok tersebut. Dalam menjelaskannya harus disusun dengan berurutan dan sesuai dengan asas-asas penalaran yang masuk akal atau logis.

3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup merupakan paragraf yang mengakhiri atau menutup suatu wacana atau karangan. Paragraf ini merupakan kebulatan dari masalah-masalah yang dikemukakan pada bagian wacana atau karangan sebelumnya. Selain itu paragraf penutup juga harus mengandung kesimpulan yang benar-benar mengakhiri uraian wacana atau karangan tersebut. Karena bertugas untuk mengakhiri suatu wacana, maka paragraf penutup yang baik ialah yang tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak terlalu pendek. Akan tetapi, paragraf penutup harus menimbulkan kesan tersendiri bagi para pembaca.

Untuk menciptakan sebuah wacana atau karangan yang baik diperlukan ketiga aspek tersebut agar para pembaca dapat membaca dan mengerti arti dari wacana atau karangan yang kita buat. Selain itu kita harus membaca terlebih dahulu wacana atau karangan yang kita buat agar kita tahu dimana letak kesalahan kita supaya kita dapat memperbaiki tau merevisi karangan kita sebelum dibaca oleh banyak orang.
 nb : Kelompok 1
sumber :  http://arifkurnia24.blogspot.com/2010/11/macam-macam-alinea.html
               http://organisasi.org/pengertian_paragraf_alinea_dan_bagian_dari_paragraf_bahasa_indonesia
               http://nugrahantiwindi.blogspot.com/2010/04/persyaratan-paragraf-yang-baik-kepaduan.html

Senin, 03 Oktober 2011

RAGAM BAHASA INDONESIA

RAGAM BAHASA INDONESIA


1. Sifat-Sifat Ragam Bahasa Ilmu
2. Kesalahan Umum Berbahasa Indonesia


Bab I.  Ragam Bahasa Indonesia

Ragam bahasa indonesia terbagi atas lima bagian, yaitu :
  • Tempat : Dialek Jakarta, dialek Manado, dsb.
  • Penutur : Golongan Cedekiawan dan bukan golongan Cedekiawan.
  • Sarana : Ragam Lisan dan Ragam Tulisan.
  • Bidang Penggunaan : Ragam Ilmu, Ragam Surat Kabar, dsb.
  • Suasana Penggunaan : Ragam Resmi dan Ragam Santai.
Sifat Ragam Bahasa Ilmu :
  1. Baku
  2. Konotatif
  3. Berkomunikasi dengan pikiran bukan dengan perasaan.
  4. Kohesif
  5. Koheren
  6. Mengutamakan kalimat pasif
  7. Konsisten
  8. Logis
  9. Efektif
  10. Kuantitatif
1. Baku
Ragam bahasa ilmu harus mengnikuti kaidah-kaidah bahasa baku, yaitu dalam ragam tulisan menggunakan ejaan yang baku yakni EYD, dan dalam ragam lisan menggunakan ucapan yang baku, menggunakan kata-kata, struktur frasa, dan kalimat yang baku atau sudah di bakukan.
Contoh :
Dikarenakan kekurangan dana, modal, tenaga ahli, dan lain sebagainya, maka proyek pembangunan sarana telekomunikasi Indonesia bagian  timur kita terpaksa serahkan kepada pengusaha asing.(tidak baku)
 Perbaikan :
Karena kekurangan modal, tenaga, dan lain-lain, maka proyek pembangunan sarana telekomunikasi di Indonesia timur terpaksa kita serahkan kepada pengusaha asing. (baku) 


2. Denotatif
Kata-kata dan istilah yang digunakan haruslah bermakna lugas, bukan konotatif dan tidak bermakna ganda.
Contoh :
Sampe saat ini masyarakat desa Bojong Soang belum memperoleh yang memadai. (tidak lugas)
Maksud kalimat diatas tidak jelas karena kata penerangan mengandung makna ganda, yaitu informasi atau listrik.
Perbailkan :
Sampai saat ini masyarakat desa Bojong soang belum memperoleh informasi yang memadai
Atau
Sampe saat ini masyarakat desa Bojong soang belum memperoleh listrik yang memadai.


3. Berkomunikasi dengan pikiran daripada perasaanRagam bahasa ilmu lebih bersifa ttenang, jelas, tidak berlebih-lebihan ata uhemat, dan tidak emosional.
Contoh:
Sebaiknya letak kampus tidak dekat dengan pasar, stasiun, terminal, atau tempat-tempat ramai lain-lainnya, sebab jika dekat dengan tempat-tempat ramai seperti itu kegiatan belajar akan mengalami gangguan. (tidakefisien).
Perbaikan:
Sebaiknyaletakkampustidakberdekatandengantempat-tempatyang ramaisupayakegiatanbelajartidakterganggu. (efisien)

4.Kohesif
Agar tercipta hubungan gramatik antara unsur-unsur, baik dalam kalimat maupun dalam alinea, dan juga hubungan antar alinea yang satu dengan alinea yang lainnya bersifat padu maka digunakan alat-alat penghubun. seperti kata-kata penunjuk, dan kata-kata penghubung.
5.Koheren
Semua unsur pembentuk kalimat atau alinea mendukung satu makna atau ide pokok.
6.Mengutamakan Kalimat Pasif
Contoh:
Penulis melakukan penelitian ini di laboratorium.
Perbaikan:
Penelitian ini dilakukan di laboratorium.

7.Konsisten
Konsisten dalam segala hal, misalnya dalam penggunaan istilah, singkatan, tanda-tanda, dan juga penggunaan kata ganti diri.

8.Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
Contoh:
Alat itu basah kena bensin, tetapi sebentar lagi juga akan menguap. (tidaklogis)
Perbaikan:
Alat itu basah kena bensin, tetapi sebentar lagi bensn itu akan menguap.

9.Efektif
Ide yang diungkapkan sesuai dengan ide yang dimaksudkan baik oleh penutur atau oleh penulis, maupun oleh penyimak atau pembaca.

10.Kuantitatif
Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti.
Contoh:
Untuk menanam pohon itu, diperlukan lubang yang cukup dalam.
Perbaikan:
Untuk menanam pohon itu, diperlukan lubang dengan kedalaman satu meter.



Bab II. Kesalahan Umum Berbahasa Indonesia
Dalam pemakaian bahasa Indonesia, termasuk bahasa Indonesia ragam ilmiah, sering dijumpai  penyimpangan dari kaidah yang berlaku sehingga mempengaruhi kejelasan pesan yang disampaikan.
Penyimpangan / kesalahan umum dalam berbahasa Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1.Hiperkorek
Hiperkorek adalah kesalahan berbahasa karena “membetulkan” bentuk yang sudah benar sehingga menjadi salah.
Contoh:
  • utang (betul) menjadi hutang (hiperkorek)
  • insaf (betul) menjadi insyaf (hiperkorek)
  • pihak (betul) menjadi fihak (hiperkorek)
  • jadwal (betul) menjadi jadual (hiperkorek)
  • asas (betul) menjadi azas (hiperkorek)
2.Pleonasme
Pleonasme adalah kesalahan berbahasa karena kelebihan dalam pemakaian kata yang sebenarnya tidak diperlukan.
Pleonasme ada tiga macam :
a. Penggunaan dua kata yang bersinonim dalam satu kelompok kata
  • zaman dahulu (benar)
  • dahulu kala (benar)
  • zaman dahulu kala (pleonasme)
b. Bentuk jamak dinyatakan dua kali
  • ibu-ibu (benar)
  • para ibu (benar)
  • parai bu-ibu (pleonasme)
  • tolong-menolong (benar)
  • saling menolong (benar)
  • saling tolong-menolong (pleonasme)
c. Penggunaan kata tugas (keterangan) yang tidak diperlukan karena pernyataannya sudah cukup jelas
Contoh:
  • maju ke depan
  • kambuh kembali

3.Kontaminasi

Istilah kontaminasi dipungut dari bahasa Inggris contamination (pencemaran). Dalam ilmu bahasa, kata itu diterjemahkan dengan ‘kerancuan’. Rancu artinya ‘kacau’ dan kerancuan artinya ‘kekacauan’.
Yang dimaksud kacau ialah susunan unsur bahasa yang tidak tepat, seperti morfem dan kata.
Morfem-morfem yang salah disusun menimbulkan kata yang salah bentuk.
Kata yang salah disusun menimbulkan frase yang kacau atau kalimat yang kacau.
Kontaminasi terjadi karena salah nalar, penggabungan dua hal yang berbeda sehingga menjadi suatu hal yang tumpang tindih.
Contoh kontaminasi imbuhan:
(meng+kesamping+kan) → mengesampingkan (benar)
    (men+samping+kan)   →  menyampingkan (benar)
                                                          ↓
                                             mengenyampingkan
                                                   (kontaminasi)

Contoh kontaminasi frase:
  • Kadang-kadang (benar)
  • Ada kala(nya) (benar)
  • Kadang kala (kontaminasi)
  • Berulang-ulang (benar)
  • Berkali-kali (benar)
  • Berulang kali (kontaminasi)
Contoh kontaminasi kalimat:
  • Rapat itu dihadiri oleh para pejabat setempat. (benar)
  • Dalam rapat itu, hadir para pejabat setempat. (benar)
  • Dalam rapat itu dihadiri oleh para pejabat setempat. (kontaminasi)
  • Anak-anak dilarang merokok. (benar)
  • Anak-anak tidak boleh merokok. (benar)
  • Anak-anak dilarang tidak boleh merokok. (kontaminasi)
4.Perombakan Bentuk Pasif
Perombakan bentuk pasif ada tiga :
a. Pemakaian awalan di-untuk bentuk pasif yang seharusnya tidak berawalan di-
Contoh:
  • Buku itu dibaca oleh saya. (tidakbaku)
  • Buku itu saya baca. (baku)
  • Buku itu dibaca oleh kamu. (tidakbaku)
  • Buku itu kamu baca. (baku)
b. Penghilangan awalan di-untuk bentuk pasif yang seharusnya menggunakan awalan di-
Contoh:
  • Buku itu dibaca oleh mereka. (baku)
  • Buku itu mereka baca. (tidakbaku)
  • Buku itu dibaca oleh Amin.(baku)
  • Buku itu Amin baca. (tidakbaku)
c. Penyisipan kata diantara dua kata dari sebuah frase terikat
Contoh:
  • Buku itu saya akan baca. (tidakbaku)
  • Buku itu akan saya baca. (baku)
  • Masalah itu kami sudah bahas kemarin. (tidakbaku)
  • Masalah itu sudah kami bahas kemarin. (baku) 
5.Kesalahan berbaha sayang berhubungan dengan pemakaian / penghilangan kata tugas Kesalahan pemakaian kata tugas dalam berbahasa Indonesia ada tiga macam : 
a. Ketidak tepatan kata tugas yang digunakan 
Contoh : Hasil dari pada penelitian itu sangat memuaskan.(tidaktepat) Hasil penelitian itu sangat memuaskan. (baku).
b. Pemakaian kata tugas yang tidak diperlukan.
Contoh :
  • Kepada mahasiswa yang terlambat tidak diizinkan mengikuti kuliah. (tidakbaku)
  • Mahasiswa yang terlambat tidak diizinkan mengikuti kuliah. (baku)
c.Penghilangan kata tugas yang diperlukan
Contoh :
  • Dia bekerja sesuai peraturan yang berlaku. (tidakbaku)
  • Dia bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku. (baku)

6.Pengaruh bahasa daerah
Pengaruh bahasa daerah yang menimbulkan kesalahan dalam berbahasa Indonesia ada dua macam.
a. Pengaruh dalam pembentukan kata, yaitu pemakaian awalan ke- (yang seharusnya awalan ter-) dan penghilangan imbuhan.
Contoh pemakaian awalan ke- :
  • ketabrak, kepukul (tidakbaku)
  • tertabrak, terpukul (baku)
Contoh penghilangan imbuhan:
  • Hasil penelitiannya beda dengan hasil penelitian saya. (tidakbaku)
  • Hasil penelitiannya berbeda dengan hasil penelitian saya. (baku)
  • Pegawai itu dipindah keluar kota. (tidakbaku)
  • Pegawai itu dipindahkan keluar kota. (baku)
b. Pengaruh dalam susunan kalimat, penggunaan akhiran –nya
Contoh :
  • Rumahnya Pak Ahmad sangat besar. (tidakbaku)
  • Rumah Pak Ahmad sangat besar. (baku)
7.Pengaruh bahasa asing
Pengaruh bahasa asing yang menimbulkan kesalahan dalam berbahasa Indonesia ialah pemakaian kata tugas (kata ganti penghubung) seperti: yang mana, dimana, kepada siapa.

Contoh :
  • Baju yang mana baru saya beli, telah sobek. (tidakbaku)
  • Baju yang baru saya beli, telah sobek. (baku)
  • Bandung dimana saya dilahirkan sekarang sangat panas. (tidakbaku)
  • Bandung tempat saya dilahirkan sekarang sangat panas. (baku)
  • Orang kepada siapa ia berlindung, kemarin meninggal dunia.(tidakbaku)
  • Orang tempat ia berlindung, kemarin meninggal dunia.(baku)
GABUNG KE KELOMPOK 1

Sumber :  klik disini (http://ibuku.zxq.net)

Rabu, 19 Januari 2011

Project Risk Management ( Manajemen Resiko )

1.Pengertian resiko,dan Project Risk Management
   Manajemen risiko berkaitan dengan mengidentifikasi risiko dan menyusun rencana untuk meminimalkan efeknya pada sebuah proyek.
2.Pentingnya Project Risk Management
   Manajemen risiko proyek adalah seni dan ilmu untuk mengidentifikasi,menganalisis,dan menanggapi risiko di seluruh kehidupan suatu proyek dan demi kepentingan terbaik pertemuan tujuan proyek.
3.Risk Utility
   Risiko utilitas atau toleransi risiko adalah jumlah kepuasan atau kesenangan yang diterima dari hasil potensial
4.Rencana Risk Management
   Hasil utama dari perencanaan manajemen resiko adalah program manajemen resiko,rencana yg dokumen prosedur untuk mengelola risiko di seluruh proyek.
5.Rencana Contingency dan Fallback
   Rencana Contingency adalah standar tindakan yang tim proyek akan mengambil jjika terjadi peristiwa risiko yang diidentifikasi.
Fallback plans atau cadangan rencana yangt dikembangkan untuk resiko yang memiliki dampak yang tinggi.
Cadangan kontingensi atau allowances yang diadakan oleh sponsor proyek atau organisasi untuk mengurangi risiko biaya.
6.Sumber resiko pada proyek IT
    Beberapa studi menunjukan bahwa proyek IT terbagi beberapa sumber umum resiko,kategori besar lainnya membantu risiko mengidentifikasi potensi risiko.
7.Kategori Risiko
    -Market Risk
    -Financial Risk
    -Technology Risk
    -People Risk
    -Structure/Process Risk
8.Analisis Resiko Kuantitatif
   Menilai kemungkinan dan dampak resiko yang telah diidentifikasi untuk menentukan besarnya dan prioritas mereka.
Alat dan teknik kuantifikasi risiko mencakup : - Probability/impact matrixes
                                                                     - The top ten risk item tracking
                                                                     -Expert judgement.
9.Decision Trees,Expected Monetary Value ( EMV )
    Pohon keputusan adalah suatu teknik analisis diagram digunakan untuk membantu memilih tindakan yang terbaik dalam situasi di mana hasil masa depan yang tidak pasti.
Estimasi nilai moneter (EMV) adalah produk dari probabilitas risk event dan nilai moneter kejadian risiko itu.
10.Rencana Risk Response
      Setelah identifikasi dan kuantifikasi risiko,kita harus memutuskan bagaimana menanggapi mereka.
      Empat strategi respon utama untuk risiko negatif : - Risk avoidance
                                                                                 - Risk acceptance
                                                                                 -Risk transference
                                                                                 _Risk mitigation
11.Risiko residu dan sekunder
     Risiko residu adalah risiko yang tetap setelah semua strategi respon telah dilaksanakan.
     Risiko sekunder adalah akibat langsung dari pelaksanaan suatu respon risiko.
12.Monitoring resiko dan pengawasan
     Output utama pemantauan risiko dan kontrol :
      -Diminta perubahan
      -Fitur perbaikan dan tindakan pencegahan.
      -Pembaruan risiko register,rencana manajemen proyek,dan aset proses organisasional.
13.Pengawasan Risk Response
     Menilai setiap resiko yang teridentifikasi secara teratur untuk memutuskan apakah atau tidak menjadi kurang atau lebih mungkin,juga menilai apakah efek dari resiko telah berubah.
14.Penggunaan Software dalam membantu Project Risk Management
      Register resiko dapat dibuat dalam sebuah file Word atau Excel sederhana atau sebagai bagian dari database.
Manajemen resiko yang lebih canggih perangkat lunak,seperti alat simulasi Monte Carlo.

Manajemen Proyek dan Resiko

Project Human Resource Management

1.Pengertian Human Resource Management
            Membuat penggunaan paling efektif dari orang yang terlibat dengan proyek.
    Pentingnya Human Resource Management
             Orang menentukan keberhasilan dan kegagalan organisasi dan proyek.
2.Keys to Managing People
               Bidang terkait yang penting dengan manajemen proyek meliputi :
    - Teori motivasi
    - Pengaruh dan kekuasaan
    - Efektifitas
    Motivasi
                 Motivasi intrinsik,menyebabkan orang untuk berpartisipasi dalam kegiatan untuk kesenangan   mereka sendiri.
Motivasi ekstrinsik,menyebabkan orang melakukan sesuatu untuk hadiah atau untuk menghindari hukuman.
3.Maslow's Hierarchy of Needs
          Abraham Maslow mengembangkan hirarki kebutuhan yang menyatakan bahwa perilaku orang dipandu atau dimotivasi oleh suatu urutan kebutuhan.
4.Herzberg's Motivational and Hygiene Factors
           Frederick Herzberg menulis beberapa buku,ia membedakan antara :
    -Faktor motivasi : Prestasi,pengakuan,pekerjaan itu sendiri,tanggung jawab,kemajuan,dan pertumbuhan.
    -Hygiene  Factors : gaji yg lebih besar,pengawasan lebih,dan lingkungan kerja yang lebih menarik.
5.McClelland's Acquired-Needs Theory
            Kebutuhan spesifik diperoleh atau dipelajari dari waktu ke waktu dan dibentuk oleh pengalaman hidup.
Berikut ini adalah kategori utama kebutuhan yang diperoleh :
-Prestasi:Orang-orang dengan kebutuhan tinggi untuk berprestasi seperti menantang proyek dengan tujuan dicapai dan banyak umpan balik.
-Afiliasi:Orang-orang dengan kebutuhan tinggi untuk hubungan keinginan afiliasi yang harmonis dan perlu untuk merasa diterima oleh orang lain.
-Power:Orang-orang dengan kebutuhan keinginan kekuatan baik kekuatan pribadi(tidak baik) atau power kelembagaan (baik untuk organisasi).
6.McGregor's Theory X and Theory Y
    -Teori X : Menganggap pekerja tidak suka dan menghindari bekerja,sehingga manajer harus menggunakan paksaan,ancaman,dan berbagai skema kontrol untuk mendapatkan pekerja untuk memenuhi tujuan.
    -Teori Y : Menganggap orang bekerja sebagai alami seperti bermain atau istirahat dan menikmati kepuasan harga dan kebutuhan aktualisasi diri.
7.Thamhain and Wilemon's Ways to Have Influence on Projects
    1.Authority : Hak hirarki sah untuk masalah perintah.
    2.Tugas : Kemampuan manajer proyek dianggap untuk mempengaruhi tugas seorang pekerja bekerja.
    3.Anggaran : Kemampuan manajer proyek untuk otorisasi penggunaan lain dana discretionary.
    4.Promosi : Kemampuan untuk meningkatkan posisi pekerja.
    5.Uang : Kemampuan untuk kenaikan gaji pekerja dan keuntungan.
    6.Hukuman : Kemampuan manajer proyek menyebabkan hukuman.
    7.Tantangan Kerja : Kemampuan untuk menetapkan pekerjaan yang mengkapitalisasi pada kenikmatan
                                   seorang pekerja melakukan tugas tertentu.
    8.Keahlian : Manajer proyek menganggap pengetahuan khusus orang lain dianggap penting.
    9.Persahabatan : Kemampuan untuk membangun hubungan pribadi yang ramah antara manajer proyek,dll.
8.Cara mempengaruhi yang dapat membantu dan memperburuk proyek
    Proyek lebih mungkin untuk berhasil ketika manajer proyek mempengaruhi orang menggunakan : Keahlian
     dan tantangan pekerjaan.
    Proyek lebih mungkin untuk gagal ketika manajer proyek terlalu bergantung pada : Kewenangan,Uang,
    Hukuman.
9.Improving Effectiveness Covey's 7 Habits
   7 kebiasaan Covey's untuk meningkatkan efektifitas proyek :
      - Jadilah proaktif.
      -Mulailah dengan akhir dalam pikiran.
      -Letakkan pertama hal pertama.
      -Berpikir menang / menang.
      -Bersinergi
10.Organizational Planning
     Melibatkan identifikasi dan dokumentasi peran proyek,tanggung jawab,dan pelaporan hubungan.
     Output meliputi : -Bagan organisasi proyek
                               -Rencana manajemen staffing
                               -Matriks tugas tanggung jawab
                               -Resource histogram
11.Staff Acquisition
     Mendapatkan orang yang memenuhi syarat untuk tim sangat penting.
     Manajer proyek adalah orang cerdas di tim yang telah melakukan pekerjaan yang buruk merekrut.
     Rencana staffing dan prosedur perekrutan yang baik adalah penting seperti insentif untuk merekrut dan
     retensi.
12.Meyers-Briggs Type Indicator (MBTI)
     MBTI,merupakan utilitas yang populer untuk menentukan preferensi kepribadian dan membantu rekan tim saling memahami.